PERKEMBANGAN
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
A.
Hakikat Manusia Dan Perkembangannya
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk
Tuhan, mahluk pribadi, dan mahluk sosial yang mempunyai akal, budi, kemampuan
memecahkan masalah/mengubah lingkungan serta norma – norma pergaulan.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat
mengembangkan berbagai kemampuan/kepribadian dengan kecepatan dan kadar yang
berbeda-beda. Sedangkan sebagai mahluk social, manusia mempunyai kebutuhan
untuk berinteraksi/bersosialisasi satu sama lain, serta di tuntut untuk
bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.
Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan hakikat manusia tersebut secara optimal sehingga
terbentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Perkembangan manusia berlangsung dengan
kecepatan yang berbeda-beda serta terjadi secara teratur dan berangsur-angsur.
B.
Tripusat Pendidikan
Tripusat pendidikan merupakan salah satu
prinsip pendidikan Taman Siswa yang di cetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Tiga
tempat, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat dianggap sebagai pusat
berlangsungnya pendidikan, baik secara formal maupun secara non formal atau
informal. Ketiga tempat ini mempunyai pengaruh dan tanggung jawab yang sama
dalam pendidikan meskipun masing-masing mempunyai peranan sendiri-sendiri. Oleh
karena itu, apabila muncul masalah dalam pendidikan, penanganannya sebaiknya
dilakukan bersama-sama oleh ketiga pusat pendidikan ini.
Keluarga sebagai pusat pendidikan
merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Pembetukan sikap,
kebiasaan, kepribadian, serta nilai-nilai agama terutama diharapakan terjadi
dalam keluarga. Disamping itu, keluarga juga mempunyai peranan yang penting
dalam pembentukan pengetahuan da keterampilan seorang anak, pada gilirannya
akan mempengaruhi pendidikan sekolah. Prestasi yang di capai anak di sekolah
tidak dapat dilepaskan dari peran pendidikan dalam keluarga.
Sekolah merupakan tempat pendidikan
formal yang berjenjang dan berkesinambungan. UUSPN membagi pendidikan sekoalah
menurut jenis dan jenjangnya. Jenis pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan
umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan
keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan professional. Dari jenjangnya,
pendidikan di bagi menjadi pendidikan dasar, terdiri dari pendidikan SD dan
SLTP, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Disamping itu, dapat pula
dilaksanakan pendidikan luar sekolah.
Masyarakat sebagai pusat pendidikan
menyelenggarakan pendidikan luar sekolah, berupa kegiatan belajar-mengajar yang
tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan di masyarakat terutama
ditekankan pada pembentukan pengetahuan serta nilai dan sikap juga
diperhatikan. Contoh-contoh pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat adalh
berbagai kursus, seperti kursus kecantikan, kursus bahasa Inggris, dan kejar
paket A. pendidikan dalam masyarakat juga mempengaruhi pendidikan yang
berlangsung di Sekolah.
C.
Dasar – Dasar Pembelajaran Anak Didik
Prinsip holistic perkembangan anak
mengisyaratkan bahwa Siswa SD terutama sisiwa kelas awal ( kelas I, II, dan III
) :
a.
Memandang sesuatu sebagai totalitas yang
tidak jelas unsur-unsurnya.
b.
Memberi makna secara holistic
berdasarkan pengalaman konkret, serta
c.
Belum dapat menghayati sesuatu yang
abstrak atau yang di pilah-pilah secara artifisial.
Sesuai dengan prinsip holistic
perkembangan anak serta karakteristik anak usia SD kelas-kelas awal maka
kebutuhan anak dalam pendidikan/pembelajaran dapat dirinci sebagai berikut,
a.
Pengalaman belajar yang bersifat :
Memberi kesempatan megutak-atik atau
memanipulasi serta mencerminkan keterpaduan.
b.
Kondisi belajar yang menyenangkan yang
mencakup, model atau contoh yang memadai, kesempatan mengulang atau yang
memadai dan dorongan atau motivasi belajar yang dapat dimunculkan dengan :
Menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan, pengalaman belajar yang sesuai, penguatan/
balikan yang tepat, serat menghindari respon negatif.
BAB
II
SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL
A. Peran
Sekolah, Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan
Menurut GBHN,
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,masyarakat, dan
orang tua. Untuk merealisasikan hal itu diperlukan adanya komunikasi yang
efektif antara ketiga pihak itu.
Pendidikan dalam
keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Hal itu merupakan
tanggung jawab orang tua.
Pendidikan dalam
keluarga, sekolah, dan di masyarakat merupakan pendidikan yang bersifat
komplementer ( saling melengkapi ), suplementer ( saling menambah ), dan substitusi
( saling mengganti ).
Secara social
hakikat perkembanagan anak adalah proses memasuki kehidupan social yang
sebenarnya melalui imitasi, partisipasi, inisiasi, dan edukasi. Sekolah
memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi anak terutama melalui
edukasi. Program pendidikan di sekolah pada dasarnya memberi bekal-bekal kepada
anak agar mampu memasuki dunia kehidupan social secara efektif.
Dalam mewujudkan
peranannya sebagai lembaga pendidikan, sekolah hendaknya terwujud secara
efektif melalui perwujudan factor-faktor sebagai berikut.
a.
Kepemimpinan yang efektif
b.
Staf yang saling bkerja sama dan
memiliki kemampuan.
c.
Proses belajar-mengajar yang efektif.
d.
Pengembanagn staf yang program secara
tepat.
e.
Kurikulum yang sesuai dengan tuntunan
nasional dan kebutuhan local.
f.
Mempunyai tujuan dan harapan yang jelas.
g.
Mempunyai iklim kehidupan yang kondusif
h.
Senantiasa melakukan penilaian diri.
i.
Komunikasi secara efektif baik ke dalam
maupun ke luar.
B. Butir-butir
Pokok Sistem Pendidikan Nasional
System pendidikan
nasional merupakan perwujudan dari cita-cita bangsa Indonesia untuk mencapai
tujuan nasional, yaitu melindungi seluruh bangsa Indonesia dan tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
serta menjaga ketertiban dunia atas dasar perdamaian abadi.
System
pendidikan nasional dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 yang
memuat berbagai aspek yang berkaitan dengan system pendidikan di Indonesia.
Pendidikan
nasional terdiri atas dua jalur pendidikan, yaitu pendidikan sekolah dan luar
sekolah, tiga jenjang,yaitu pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, setrta
tujuh jenis pendidikan, yaitu pendidiakan umum, kejujuran , luar biasa,
kedinasan, keagamaan, akademik, dan profesional.
Muatan lokal
adalah bagian dari kurikulum sebagai perwujudan dari kenyataan adanya keragaman
di setiap daerah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.